Boba, bola kenyal yang populer di berbagai minuman modern saat ini, berasal dari tepung kanji atau tapioka yang berasal dari pati singkong (Manihot esculenta), salah satu jenis umbi yang tumbuh subur di berbagai wilayah Indonesia. Ironisnya, industri minuman boba Indonesia sebagian besar bergantung pada tepung kanji impor, terutama dari Taiwan dan Thailand.
Ini menimbulkan pertanyaan: mengapa sektor bisnis domestik tidak memanfaatkan sumber daya lokal?
Kesenjangan Produksi Lokal dan Kebutuhan Industri
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS), Thailand dan Taiwan mengimpor lebih dari 20 ribu ton tepung tapioka ke Indonesia pada tahun 2023. Di sisi lain, Indonesia adalah produsen singkong terbesar di dunia pada tahun 2022, dengan produksi 17,6 juta ton.
Kualitas merupakan faktor utama. Tepung kanji Taiwan dan Thailand dinilai memenuhi standar konsistensi, kejernihan warna, dan kekenyalan yang tinggi, yang ideal untuk boba. Meskipun tepung tapioka lokal sangat banyak, ia belum memenuhi semua standar teknis yang industri minuman kontemporer perlukan, terutama dalam hal konsistensi dan pengolahan bebas bau. Ada juga sedikit tepung lokal berkualitas makanan.
Baca juga: https://naramakna.id/kuliner-belanda-yang-menyatu-dengan-indonesia/
Rantai Pasok Boba dan Strategi Nasional
Dikutip dari Kompas (2023), pernyataan resmi yang Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian keluarkan, menyebutkan bahwa rantai pasokan dari petani singkong ke industri masih belum mereka kelola secara efektif. Sebaliknya, negara seperti Thailand telah menjadi pemasok tepung tapioka terbesar di dunia sejak mereka membangun industri yang terintegrasi sejak 1990-an.
Fenomena ini menunjukkan bahwa, meskipun Indonesia memiliki banyak bahan baku, negara tersebut belum tentu mampu bersaing di pasar olahan. Untuk mengembangkan industri pengolahan tepung kanji yang lebih maju, diperlukan strategi nasional yang mencakup inovasi teknologi, pelatihan petani, dan insentif untuk usaha kecil dan menengah (UMKM) yang bergerak di industri kuliner berbasis singkong.
Meskipun Indonesia memiliki banyak umbi, ketergantungan terhadap produk impor seperti tepung kanji akan terus berlanjut jika keadaan ini tidak segera mereka perbaiki. Indonesia harus menjadi pemimpin dunia dalam pengolahan makanan lokal dan penghasil bahan mentah dalam hal kemandirian pangan dan industri.