Alat dapur tradisional seperti cobek atau ulekan mulai ditinggalkan oleh banyak rumah tangga urban. Posisinya kini digantikan oleh chopper listrik, alat modern yang dinilai lebih praktis dan efisien untuk menghaluskan bumbu, daging, hingga sayuran. Pergeseran ini bukan hanya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, tapi juga oleh perubahan pola konsumsi, ritme hidup, dan persepsi terhadap kegiatan memasak itu sendiri.
Berdasarkan data survei dari Jakpat tahun 2023, sekitar 70 persen pengguna chopper berasal dari kalangan milenial dan Gen X yang memasak hampir setiap hari. Mereka memilih chopper karena alasan kecepatan, kemudahan pembersihan, dan tidak membutuhkan tenaga ekstra. Sementara generasi yang lebih muda, seperti Gen Z, cenderung jarang memasak dan lebih memilih makanan siap saji atau layanan pesan antar.
Chopper listrik kini hadir dalam berbagai merek dan spesifikasi. Dengan kapasitas berkisar antara 300 mililiter hingga dua liter, chopper mampu menggiling bumbu dalam waktu kurang dari satu menit, jauh lebih cepat dibanding proses manual dengan cobek.
Baca juga: https://naramakna.id/kekuatan-makanan-pedas-hilangkan-pusing/
Meski demikian, cobek belum sepenuhnya menghilang dari dapur Indonesia. Di banyak keluarga besar, terutama di daerah pedesaan, cobek masih digunakan untuk menghasilkan sambal dan bumbu masakan yang dianggap lebih bernyawa. Proses mengulek dinilai dapat memunculkan rasa dan aroma yang tidak bisa ditiru oleh mesin, karena gesekan antara batu dan bahan bumbu dipercaya memecah sel bahan secara alami, melepaskan minyak atsiri yang memperkuat cita rasa.
Fenomena beralihnya masyarakat dari cobek ke chopper tidak hanya menandakan perubahan alat, tetapi juga menggambarkan bagaimana nilai-nilai dalam aktivitas memasak turut berubah. Jika dulu memasak identik dengan proses yang pelan, penuh keterlibatan emosional, dan keterampilan turun-temurun, kini dapur lebih difungsikan sebagai ruang efisien serta tempat memproses makanan dengan cepat dan bersih.
Dalam konteks ini, cobek bukan sekadar alat, tetapi simbol dari ikatan budaya yang lebih dalam. Kedekatan keluarga, tradisi oral dalam resep, dan rasa yang terhubung dengan masa lalu. Chopper, di sisi lain, mencerminkan kebutuhan masyarakat modern akan kecepatan, higienitas, dan estetika dapur minimalis. Pergeseran ini menciptakan jarak baru antara manusia dan makanan, antara ingatan dan efisiensi, antara yang tradisional dan yang instan.
Meski alat berganti, dapur tetap menjadi ruang budaya. Ia mencerminkan bagaimana masyarakat memaknai waktu, rasa, dan identitas, melalui alat sekecil cobek, atau mesin sepraktis chopper.