Pendidikan

Perbedaan Pendidikan Alam dan Konvensional

Sekolah Alam
Sumber Foto: Pinterest | Sekolah Alam

Kita melihat pergeseran paradigma, dari fokus pada kecerdasan kognitif semata menjadi pendekatan yang mengutamakan pengembangan karakter, kemandirian, dan hubungan harmonis dengan alam. Dalam konteks ini, sekolah alam atau sekolah berbasis alam muncul sebagai jawaban yang menarik, menawarkan filosofi pendidikan yang sangat berbeda dari model konvensional, di mana pendidikan Indonesia terus mengikuti perkembangan zaman. Sekolah alam, menawarkan pendekatan yang berbeda dari sekolah konvensional dalam hal pendekatan belajar, kurikulum, lingkungan fisik, evaluasi, dan tujuan pendidikan. Berikut penjelasannya:

1. Pendekatan Belajar

Metode kontekstual berbasis pengalaman mereka gunakan di sekolah alam. Siswa belajar langsung dari alam sekitar melalui praktik, eksplorasi, dan proyek yang terjadi dalam kehidupan nyata. Misalnya, siswa dapat mempelajari matematika dengan mengukur tanaman atau ekonomi dengan menjual hasil kebun mereka. Menurut penelitian dari Universitas Negeri Jakarta (2021), metode ini meningkatkan keinginan siswa untuk belajar dan meningkatkan pemahaman mereka tentang konsep secara keseluruhan. Namun, sekolah umum biasanya menggunakan ceramah, hafalan, dan pembelajaran berbasis buku teks.

2. Kurikulum Pendidikan

Sekolah alam masih mengacu pada Kurikulum Nasional (Kurikulum Merdeka, atau sebelumnya Kurikulum 2013), tetapi mereka menambahkan elemen lokal, kesadaran lingkungan, dan penguatan karakter. Kurikulumnya fleksibel dan dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan siswa. Namun, sekolah konvensional memiliki kurikulum yang lebih terorganisir dan kaku karena ia bergantung pada standar nasional yang sama. Sekolah umum seringkali tidak responsif terhadap perbedaan minat dan gaya belajar siswa.

Baca juga: https://naramakna.id/sekolah-alam-masa-depan-pendidikan-indonesia/

3. Lingkungan Fisik

Sumber Foto: Pinterest | Sekolah Alam

Sekolah alam memanfaatkan taman, sawah, kebun, dan hutan kecil lainnya. Sebagai gantinya, siswa berpartisipasi dalam kegiatan di kebun, saung, atau bahkan di bawah pohon. Menurut Yayasan Sekolah Alam Indonesia, lingkungan ini meningkatkan kesehatan fisik dan mental siswa dan mendorong kecintaan pada alam. Sebaliknya, sekolah biasanya beroperasi di gedung tertutup dan memiliki ruang kelas formal yang membatasi gerak dan eksplorasi siswa.

4. Evaluasi dan Penilaian

Di sekolah alam, mereka melakukan evaluasi secara kualitatif dan menyeluruh. Guru menilai proses, sikap, dan hasil melalui portofolio dan observasi, bukan melalui nilai atau ujian tulis. Sistem ujian di sekolah umum masih sangat bergantung pada nilai dan ujian, yang seringkali tidak mencerminkan karakter atau keterampilan hidup siswa secara keseluruhan.

5. Tujuan Pendidikan

Sekolah alam menekankan pembentukan kepribadian, kemandirian, dan cinta kepada alam. Sekolah umum lebih menekankan hasil akademik, nilai ujian, dan pencapaian standar nasional. Data Kemendikbudristek (2022) menunjukkan, siswa yang bersekolah di sekolah alam cenderung memiliki skor yang tinggi dalam domain soft skills dan kepemimpinan.

Sekolah alam menawarkan pendekatan yang lebih holistik, individu, dan berakar pada alam, sehingga menjadi pilihan yang layak untuk orang tua yang menginginkan pendidikan yang bermakna dan seimbang bagi anak-anaknya. Ini bukan berarti sekolah konvensional tidak baik, tetapi sekolah alam menyajikan alternatif yang memenuhi persyaratan zaman untuk pembelajaran yang adaptif dan berkarakter.

Exit mobile version