Laga & Gaya

Kakek Asuh Cucu: Kekuatan Lintas Generasi

Ilustrasi AI

Di balik hiruk-pikuk kehidupan urban, peran keluarga bergeser secara senyap. Ribuan lansia, khususnya kakek, mengambil alih tanggung jawab utama sebagai pengasuh cucu.

Menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2022, sekitar 26% lansia di Indonesia terlibat dalam pengasuhan cucu secara langsung.

Angka tersebut menggambarkan kakek menggantikan peran ayah karena kedua orang tua harus bekerja di luar rumah.

Dampak Pada Kesejahteraan Kakek Pengasuh

Studi yang dilakukan Pusat Penelitian Kependudukan LIPI tahun 2023 menunjukkan lansia yang aktif mengasuh cucu memiliki peningkatan kesejahteraan psikologis sebesar 15% dibandingkan dengan lansia yang hidup pasif.

Namun, temuan ini juga menyertai fakta bahwa 34% dari mereka mengalami kelelahan fisik dan tekanan mental akibat kurangnya dukungan sosial dari keluarga inti.

Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan RI melalui program Posyandu Lansia mencatat peningkatan partisipasi lansia dalam kegiatan kesehatan berbasis komunitas hingga 22% dalam dua tahun terakhir.

Sebagian kebutuhan fisik yang lebih besar dari lansia mengasuh cucu memicu hal ini, seperti menjaga kebugaran, mengontrol tekanan darah, serta mengikuti penyuluhan gizi.

Ilustrasi AI

Baca Juga: https://naramakna.id/bandung-rumah-bagi-film-pertama-indonesia/

Pentingnya Dukungan dan Pengakuan Peran Lansia

Secara keseluruhan, data ini menegaskan pentingnya kebijakan keluarga yang lebih ramah lansia. Peran kakek sebagai pengasuh cucu bukan sekadar solusi darurat, tetapi bagian dari dinamika keluarga modern yang perlu kita akui dan fasilitasi.

Gaya hidup ini menuntut kakek tetap menjaga kesehatan fisik dan mental. Mereka mulai rutin jalan pagi, menjaga pola makan, hingga mempelajari teknologi agar bisa mendampingi cucunya.

Kakek yang mengasuh cucu membuktikan bahwa cinta lintas generasi mampu menjadi kekuatan hidup yang luar biasa.

Fenomena kakek sebagai pengasuh cucu membuka mata kita bahwa kita tidak lagi bisa memandang sebelah mata peran lansia. Di tengah keterbatasan fisik dan usia, mereka tetap hadir sebagai sosok penting dalam membentuk generasi penerus.

Namun, peran ini tidak bisa terus berjalan sendiri tanpa dukungan sistemik. Sudah waktunya kita mengakui peran lansia secara lebih adil dalam kebijakan keluarga dan kesejahteraan sosial, bukan sebagai pelengkap, melainkan sebagai aktor utama dalam menjaga kesinambungan generasi.

Oleh karena itu, bagi seorang kakek, menjaga cucu bukan hanya soal waktu luang, tetapi tentang harapan yang mereka wariskan dari masa lalu ke masa depan.

Exit mobile version