Como 1907 secara resmi memperkenalkan jersey kandang terbaru untuk musim 2025/2026. Seragam anyar ini dirancang oleh desainer Indonesia, Didit Hediprasetyo, putra Presiden RI Prabowo Subianto, yang bekerja sama dengan Adidas dan seniman Golnaz Jebelli.
Desain jersey mengusung tema “Lake Print”, terinspirasi dari keindahan Danau Como yang menjadi ikon wilayah klub. Motif tersebut merepresentasikan dinamika permukaan air dan tekstur marmer, menghadirkan nuansa tenang namun penuh energi dalam warna biru klasik khas Como, yang mereka kombinasikan dengan aksen putih elegan.
Peluncuran ini menjadi simbol diplomasi budaya antara Indonesia dan Italia. Selain peran Didit sebagai desainer utama, Grup Djarum milik konglomerat Indonesia, Robert dan Michael Hartono, juga memiliki Como. Klub asal Lombardia itu menjadi salah satu contoh konkret ekspansi kreatif dan investasi Indonesia di kancah sepak bola Eropa.
Baca juga: https://naramakna.id/angka-13-mitos-sial-di-sepak-bola-benarkah/
“Ini bukan sekadar kostum olahraga. Kami ingin menyampaikan narasi visual yang mempertemukan seni dan identitas klub,” ujar Didit dalam pernyataan resminya.
Jersey ini dirancang untuk digunakan setidaknya selama dua musim ke depan, sejalan dengan komitmen klub terhadap prinsip keberlanjutan dan pengurangan limbah tekstil.
Como Stabil di Serie A
Como akan menjalani musim keduanya secara beruntun di Serie A setelah promosi pada 2024. Di musim debutnya, Como tampil mengejutkan dengan finis di posisi ke-10 klasemen akhir. Mereka mengoleksi 49 poin dari 38 laga, termasuk enam kemenangan beruntun, salah satunya menumbangkan Napoli 2-1 di Sinigaglia.
Catatan tersebut menempatkan Como sebagai tim promosi paling stabil musim lalu. Lini belakang mereka mencatat 10 clean sheet, sementara lini serang mereka pimpin oleh duet asal Argentina dan Italia yang menyumbang total 24 gol.
Dengan peluncuran jersey baru ini, Como menegaskan identitasnya sebagai klub modern yang tidak hanya fokus pada prestasi, tetapi juga nilai estetika, kolaborasi global, dan representasi budaya.