Pendidikan

YouTube dan Budaya Belajar Digital Masa Kini

Dian Carolina (Widyaiswara Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung)

Ilustrasi AI

Siapa pun sekarang bisa belajar kapan saja dan di mana saja. Salah satu jalurnya lewat YouTube.

Banyak orang mengakses video tutorial di YouTube, dari membuat kerajinan tangan, memasak, hingga memahami rumus statistik dan mengoperasikan SPSS bagi mahasiswa.

Namun banyak pengguna masih memandang YouTube sebagai sarana hiburan semata. Mereka menonton untuk melepas penat, menemani waktu makan, atau sekadar menunggu jadwal keberangkatan di stasiun atau bandara.

Di sinilah wajah pembelajaran digital memperlihatkan dinamikanya. Media seperti YouTube merepresentasikan pergeseran budaya belajar dari ruang kelas ke ruang digital. Kita tak lagi memosisikan diri hanya sebagai murid pasif yang menerima pelajaran, melainkan sebagai penjelajah mandiri yang menentukan arah dan cara belajarnya sendiri.

Bagi pendidik, YouTube menawarkan ruang luas untuk menjangkau audiens, membagikan pengetahuan, dan memperbarui cara mengajar. Banyak video tidak hanya mengajarkan konten, tapi juga menunjukkan bagaimana seseorang belajar, bereksperimen, dan bahkan gagal dalam proses yang justru mendekatkan kita secara emosional dan kultural pada pengetahuan itu sendiri.

Baca juga: https://naramakna.id/pendidikan-era-disrupsi-adaptasi-dan-inovasi/

Pembelajaran digital juga menyentuh aspek gaya hidup. Kini, belajar bukan lagi aktivitas terpisah, melainkan melebur dalam keseharian. Kita belajar sambil makan, dalam perjalanan, bahkan menjelang tidur. Ritme belajar menjadi lebih cair, fleksibel, dan terpersonalisasi menyesuaikan selera, waktu luang, dan kebutuhan masing-masing individu.

Ini menunjukkan bagaimana budaya digital telah membentuk ulang pola konsumsi pengetahuan. Dulu kita menunggu guru bicara atau membuka buku teks, kini kita menelusuri sendiri kata kunci, memilih gaya penyampaian yang kita sukai, dan bahkan menyaring konten sesuai minat. YouTube, dalam konteks ini, menjadi ruang kultural tempat negosiasi makna pendidikan terjadi.

Pengetahuan juga tak lagi hadir hanya dalam bentuk cetak. Banyak orang kini menyampaikan ilmu melalui video yang komunikatif dan visual. Kita melihat, mendengar, dan merasakan pengalaman belajar menjadi multisensori, membuat materi terasa lebih nyata dan mudah dicerna.

Tinggal bagaimana kita membekali diri dengan kemampuan menelusuri, memilih, dan memahami informasi. YouTube sudah menyediakan fitur pencarian dan rekomendasi. Kita tinggal manfaatkan dan gunakan dengan sadar.

Lebih jauh, kita pun bisa menjadi bagian dari ekosistem pengetahuan digital. Dengan membuat konten, kita tak hanya berbagi, tapi juga memantapkan pemahaman. Karena dalam proses berbagi, kita secara tak langsung menyusun kembali struktur berpikir kita, menyusun narasi, dan menyadari relasi antara pengetahuan, teknologi, dan audiens.

Inilah wajah belajar hari ini yang fleksibel, mandiri, berbasis teknologi, serta terikat dengan budaya digital yang terus berubah. Bukan soal berapa lama kita belajar, tapi seberapa sadar kita membentuk budaya belajar kita sendiri.

Exit mobile version