Insiden terbakarnya mobil listrik Wuling Air EV di Bandung pada Sabtu (5/7/2025) menarik perhatian publik. Kejadian ini memicu diskusi hangat tentang keamanan kendaraan listrik (EV).
Video viral di media sosial menunjukkan mobil berhenti di lampu merah. Tiba-tiba, asap pekat muncul dari bagian depan. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran di tengah pesatnya pertumbuhan pasar EV di Indonesia. Penyebab pasti kebakaran masih dalam investigasi. Namun, insiden ini menjadi pengingat penting bagi konsumen dan produsen mengenai standar keselamatan.
Perkembangan Pasar Mobil Listrik di Indonesia
Penjualan kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan tren menarik sepanjang awal tahun 2025. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan volume penjualan mobil listrik tipe baterai (EV) secara wholesales (dari pabrik ke dealer) mencapai 7.402 unit pada April 2025. Angka ini sedikit menurun dari bulan sebelumnya yang mencapai 8.850 unit. Namun, total penjualan mobil listrik EV dari Januari hingga April 2025 mencapai 23.900 unit.

Pasar ini didominasi oleh merek-merek terkemuka. Wuling, Hyundai, dan BYD secara agresif menghadirkan varian baru dengan harga kompetitif. Selain itu, segmen EV komersial juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Ini didorong oleh insentif pemerintah dan kebutuhan efisiensi operasional.
Apakah Mobil Listrik (EV) Aman?
Secara umum, produsen merancang mobil listrik modern dengan standar keamanan tinggi. Kendaraan ini dilengkapi fitur-fitur canggih. Fitur-fitur tersebut berfungsi untuk mencegah risiko kebakaran, seperti sistem manajemen baterai (BMS) yang komprehensif.
Perbandingan statistik menunjukkan insiden kebakaran pada EV tidak lebih tinggi dibandingkan kendaraan konvensional berbasis bahan bakar. Namun, setiap kejadian harus menjadi bahan evaluasi. Produsen harus terus meningkatkan standar keamanan. Edukasi pengguna mengenai perawatan mobil listrik juga menjadi kunci keamanan. Pengguna harus tahu cara pengisian daya yang benar dan respons darurat.
Insiden kebakaran Wuling Air EV di Bandung ini menjadi pengingat penting. Kendaraan listrik memang menawarkan masa depan transportasi yang lebih ramah lingkungan. Namun, aspek keamanan tidak boleh terabaikan. Kolaborasi antara pemerintah, produsen, dan konsumen sangat diperlukan. Ini akan membangun ekosistem EV yang aman, andal, dan berkelanjutan di Indonesia.