Laga & Gaya

Tren Hewan Peliharaan di Keluarga Modern

×

Tren Hewan Peliharaan di Keluarga Modern

Sebarkan artikel ini
Kucing Persia

Pola kepemilikan hewan peliharaan di Indonesia sedang mengalami perubahan signifikan. Kini, masyarakat perkotaan tidak lagi sekadar memiliki anjing, kucing, atau hewan eksotik, tetapi telah menempatkan mereka pada posisi istimewa dalam keluarga.

Banyak orang bahkan memanggil hewan peliharaan mereka dengan sebutan sayang seperti “si bontot”, mengambil foto bersama, dan mengajak mereka ke acara keluarga.

Kucing Mendominasi Sebagai Hewan Peliharaan

Survei Rakuten Insight tahun 2021 menunjukkan bahwa 67% responden di Indonesia memiliki hewan peliharaan. Dari jumlah tersebut, kucing memimpin popularitas dengan 47%, menjadikannya hewan peliharaan paling diminati di Asia Tenggara, bahkan mengungguli Filipina dan Thailand.

Sementara itu, anjing menempati posisi kelima dengan 10%. Data Euromonitor 2022 juga memperkuat tren ini, melaporkan populasi kucing peliharaan mencapai 4,80 juta ekor, jauh melampaui anjing yang hanya berjumlah sekitar 737.400 ekor.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa hewan peliharaan menjadi bagian integral dari gaya hidup masyarakat, terutama di perkotaan. Di Bandung, misalnya, kita tidak lagi terkejut melihat anjing berjalan-jalan dengan kereta dorong bayi atau kucing yang ikut dalam sesi foto keluarga.

Fenomena ini menyoroti hubungan yang semakin intim dan emosional antara manusia dan hewan. Hewan tidak hanya mengisi kekosongan, tetapi juga membentuk dinamika hubungan, gaya hidup, dan bahkan memengaruhi keputusan seperti pemilihan tempat tinggal dan pola konsumsi.

Data Hewan Peliharaan di Asia
Data Hewan Peliharaan di Asia

Peran Media Sosial dan Tanggung Jawab Pemilik

Media sosial turut memperkuat ikatan ini. Banyak pemilik membuat akun khusus untuk hewan peliharaan mereka, lengkap dengan nama, cerita harian, bahkan perayaan ulang tahun.

Di sini, hewan menjadi bagian dari identitas personal dan sosial seseorang. Penampilan, perawatan, dan interaksi dengan hewan peliharaan mencerminkan nilai-nilai kekinian, empati, afeksi, dan estetika yang terkurasi.

Namun, di balik tren yang menyenangkan ini, kita sering melupakan tanggung jawab besar.

drh. Faundra F. G. dari Khal’s Pet Care menekankan pentingnya komitmen pemilik hewan peliharaan bahkan sebelum adopsi. Ia menyarankan agar kita menyiapkan tempat tinggal dan fasilitas dasar seperti tempat makan, tempat minum, kotak pasir, dan perlengkapan lainnya sebelum membawa pulang hewan.

“Jangan sampai kita memelihara dulu, baru sibuk mencari perlengkapan,” ujarnya.

Selain itu ia juga menyoroti pentingnya kebersihan dan keamanan lingkungan tempat tinggal.

“Menjaga kebersihan lingkungan rumah sangatlah vital demi kesehatan kucing dan kenyamanan kita bersama. Sementara itu, bagi pemilik anjing, penting untuk selalu mengawasi interaksi hewan peliharaan di ruang publik, mengingat tidak semua orang merasa nyaman atau terbiasa dengan keberadaan anjing.” tambahnya

Baca juga: https://naramakna.id/tren-fashion-pencintraan-digital/

Usia adopsi juga penting. Idealnya, kita mengadopsi hewan saat mereka sudah mandiri makan, yaitu sekitar usia delapan minggu. Di usia ini, mereka tidak lagi terlalu bergantung pada induknya, sehingga lebih siap secara biologis dan emosional untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

Perubahan cara pandang terhadap hewan peliharaan ini merefleksikan dinamika sosial yang lebih luas dalam masyarakat kita. Kehadiran mereka kini menyatu dalam struktur emosional rumah tangga, dan tidak jarang mengisi ruang yang sebelumnya hanya ditempati oleh hubungan antar manusia.

Meskipun hubungan ini penuh makna dan kedekatan, kita perlu mengingat bahwa setiap bentuk kasih sayang membawa tanggung jawab. Memelihara hewan bukan sekadar tren atau pelengkap gaya hidup, melainkan komitmen jangka panjang yang memerlukan kesiapan mental, waktu, dan finansial.