Example 468x60
Horison

Studi Tour dan Dampaknya pada Ekonomi Daerah

×

Studi Tour dan Dampaknya pada Ekonomi Daerah

Sebarkan artikel ini
Pusat Oleh-Oleh
banner 468x80

Setiap tahunnya, ribuan pelajar dari berbagai jenjang pendidikan melakukan perjalanan studi tour ke sejumlah destinasi wisata unggulan di Indonesia. Kegiatan yang semula dimaksudkan sebagai bagian dari pendidikan luar kelas ini perlahan berkembang menjadi praktik rutin yang berdampak besar, tak hanya bagi peserta didik, tetapi juga bagi perekonomian lokal di daerah tujuan.

Perjalanan kolektif pelajar yang berlangsung dalam skala besar membawa perputaran uang yang tidak kecil. Dalam satu kunjungan, rombongan siswa dapat menghabiskan dana untuk berbagai sektor sekaligus seperti transportasi, penginapan, makanan, tiket masuk objek wisata, hingga belanja oleh-oleh.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Jurnal Ekonomi dan Pariwisata pada 2021 mencatat bahwa kegiatan studi tour berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan pelaku usaha mikro dan kecil (UMKM) di kawasan wisata seperti Yogyakarta, Bandung, dan Bali, dengan rata-rata kenaikan omzet sebesar 12 hingga 18 persen selama musim liburan sekolah.

Temuan tersebut diperkuat oleh data dalam Journal of Tourism Development Studies (2020), yang menunjukkan bahwa pengeluaran siswa dalam perjalanan tiga hari studi tour memiliki nilai ekonomi yang hampir setara dengan pengeluaran wisatawan domestik dewasa.

Baca juga: https://naramakna.id/panjat-pinang-hiburan-kolonial-jadi-ritual-nasional/

Dalam skenario rombongan pelajar berjumlah 120 orang, total pengeluaran untuk makanan, transportasi, dan konsumsi oleh-oleh dapat mencapai puluhan juta rupiah, yang tersebar ke berbagai pelaku ekonomi lokal, mulai dari pemilik warung makan, supir bus, pedagang kaki lima, hingga pengelola objek wisata.

Kegiatan ini juga membentuk siklus musiman dalam dunia usaha wisata. Banyak pelaku UMKM dan pemilik penginapan kecil yang sangat menggantungkan penghasilannya pada musim studi tour pelajar. Rute-rute yang sering dipilih seperti Bandung, Jogja, Malang, atau Bali, tidak hanya populer karena keindahan alam dan tempat wisata edukatifnya, tetapi juga karena kesiapan ekosistem usaha kecil untuk menerima arus rombongan pelajar.

Studi Tour
Sumber: Wisatasekolah.com

Di luar dampak ekonomi langsung, studi tour juga mendorong terciptanya pola konsumsi khas di kalangan siswa. Kaos seragam perjalanan, tempat-tempat yang Instagramable, serta keharusan membeli oleh-oleh menjadi bagian dari pengalaman simbolik yang menyertai kegiatan ini. Dengan demikian, perjalanan tersebut tak lagi hanya berbasis edukasi, melainkan sudah menjadi ritual sosial yang memiliki struktur konsumsi tersendiri.

Namun, di balik sumbangsih ekonomi yang dihasilkan, studi tour menyimpan masalah sosial yang patut mendapat perhatian. Biaya yang dibebankan kepada siswa tidak selalu dapat dijangkau oleh semua keluarga. Dalam berbagai kasus, siswa dari latar belakang ekonomi menengah ke bawah terpaksa tidak mengikuti kegiatan karena keterbatasan dana. Situasi ini menciptakan eksklusi sosial di lingkungan sekolah, karena siswa yang tidak ikut cenderung merasa tersisih dari dinamika kelompok yang baru terbentuk pasca-perjalanan.

Fenomena ini menunjukkan adanya ketimpangan dalam akses terhadap pengalaman belajar yang seharusnya inklusif. Ketika kegiatan pendidikan luar kelas dikomersialisasikan melalui biro perjalanan dan paket wisata, nilai pendidikan itu sendiri mulai terpinggirkan, tergantikan oleh orientasi konsumsi dan citra gaya hidup.

Dalam konteks ini, studi tour telah menjadi praktik budaya yang kompleks. Ia tidak hanya mencerminkan pergeseran orientasi pendidikan, tetapi juga memperlihatkan bagaimana aktivitas pelajar dapat menjadi penggerak ekonomi informal yang cukup signifikan.

Oleh karena itu, diperlukan peran aktif dari pemerintah daerah dan lembaga pendidikan untuk merancang regulasi yang mampu menjaga keseimbangan antara manfaat ekonomi dengan prinsip keadilan dan edukasi yang seharusnya melekat dalam setiap kegiatan sekolah.

Menempatkan kegiatan studi tour dalam kerangka yang lebih adil dan berkelanjutan akan memastikan bahwa manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh sektor ekonomi lokal, tetapi juga tetap relevan sebagai bagian dari proses pembelajaran yang bermakna bagi semua siswa, tanpa terkecuali.

Example floating