Cerita Rasa

Rawon Lambang Rasa dan Ekonomi Kreatif

×

Rawon Lambang Rasa dan Ekonomi Kreatif

Sebarkan artikel ini
Rawon
Sumber: pexels.com

Rawon menjadi ikon sup terenak dunia!

Rawon bukan hanya makanan berkuah tradisional Jawa Timur. TesteAtlas menempatkan rawon sebagai sup terenak di dunia dengan rate 4,8/5 di 2023, bukan hanya karena pujian rasa. Pada keunikan rempah dan racikan tradisional Indonesia membuat rawon mendapatkan pengakuan dunia. Terutama penggunaan kluwek sebagai bahan utama. Rate yang tinggi menunjukkan bahwa pasar kuliner global saat ini lebih terbuka untuk otentisitas daripada cita rasa genetik yang mendominasi pasar.

Potensi Ekonomi Rawon Secara Nyata 

Dilansir dari laporan Ok One News, menyatakan bahwa 75% pelanggan yang menyukai nasi rawon, tertarik dengan bisnis kuliner ini. Artinya, bisnis rawon bukan hanya sekadar bisnis, ini menandakan bahwa rawon mampu menjalankan fungsi ganda, mempertahankan budaya sekaligus menjadi sumber penghidupan substansial bagi pelaku umkm.

Warung dengan margin konservatif dengan omset 5 juta rupiah per hari dapat mencapai 150 juta rupiah setiap bulan. Sebaliknya, warung kelas menengah atas dapat mencapai lebih dari 300 juta rupiah setiap bulan. Ini menunjukkan bahwa rawon dapat melakukan dua hal sekaligus, mempertahankan tradisi dan menjadi sumber pendapatan penting bagi usaha kecil dan menengah (UMKM).

Baca juga: https://naramakna.id/bawang-goreng-selera-kolektif-bangsa/

Kesuksesan Rawon di Pasar Domestik

Rawon adalah kisah tentang bagaimana bahan lokal, kearifan memasak, dan warisan leluhur dapat bersaing dengan ekonomi kreatif saat ini. Ia menunjukkan bagaimana rempah-rempah Nusantara, yang sebelumnya menjadi tujuan kolonial, sekarang menjadi cara bagi negara untuk menegaskan identitasnya di pasar Internasional.

Rawon menunjukkan bahwa kekuatan makanan tradisional tidak hanya ada di meja makan. Ia merupakan alat untuk diplomasi budaya, peluang ekonomi, dan bukti bahwa kreatifitas lokal dapat memasuki pasar global. Rawon bukan hanya sup yang lezat tetapi juga strategi untuk mendorong ekonomi kreatif berbasis budaya.