Pendidikan

Momentum Evaluasi Ajaran Baru Pendidikan

×

Momentum Evaluasi Ajaran Baru Pendidikan

Sebarkan artikel ini
Pendidikan
Sumber Foto: Pinterest

Tahun ajaran baru memulai kembali siklus pendidikan. Bagi sebagian orang, ini mungkin rutinitas tahunan biasa. Namun, bagi para pelajar, guru, orang tua, dan pemangku kebijakan, momen ini menyimpan banyak harapan, sekaligus merefleksikan perjalanan pendidikan yang telah kita lalui.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaporkan hingga November 2024, terdapat 216.580 sekolah aktif di seluruh Indonesia, dengan 44,6 juta siswa dan 3,38 juta guru. Lebih dari 330 ribu sekolah telah mengadopsi Kurikulum Merdeka, yang mereka klaim lebih fleksibel dan sesuai dengan perkembangan saat ini.

Proses Adaptasi Dunia Pendidikan

Menghadapi tantangan baru dalam dinamika pendidikan di Indonesia saat memasuki tahun ajaran 2025/2026. Dunia pendidikan masih terus mengupayakan proses adaptasi digital hingga penerapan Kurikulum Merdeka sebagai titik penting. Di tengah perubahan itu, kita menemukan pertanyaan yang tak kalah penting, sudahkah kita menjadikan setiap awal tahun ajaran sebagai ruang pembenahan, bukan sekadar pengulangan?

Menurut pakar pendidikan dan pengamat sosial, kita seharusnya tidak hanya menyambut tahun ajaran baru dengan kalender akademik baru atau seragam yang baru dibeli. Lebih dari itu, ia seharusnya menjadi ajakan kolektif untuk menyalakan kembali semangat belajar, memperbaiki pola komunikasi antara sekolah dan rumah, serta mengevaluasi sistem pembelajaran yang masih timpang di berbagai daerah.

Baca juga: https://naramakna.id/menuju-ajaran-baru-harapan-baru-semangat-baru/

Tahun Ajaran Baru Sebagai Momen Penting

Untuk memaknai kembali proses pendidikan secara lebih manusiawi. Belajar bukan sekadar memenuhi target kurikulum, melainkan perjalanan tumbuh yang memerlukan dukungan emosional, spiritual, dan intelektual. Di tengah tuntutan zaman yang semakin cepat, pendidikan tidak perlu untuk memperlambat langkah agar tidak kehilangan makna. Tahun ajaran baru seharusnya menyediakan momen kontemplatif bagi semua pihak, guru yang ingin lebih memahami muridnya, orang tua yang ingin lebih terlibat dalam proses belajar anak, dan siswa yang ingin merasa lebih didengar dalam ruang-ruang kelasnya.

Semangat baru tidak datang tiba-tiba. Kita membangunnya lewat kehadiran yang sadar, kesabaran dalam proses, dan keberanian untuk berubah. Maka, mari jadikan  ini sebagai titik tolak bukan hanya untuk belajar lebih giat, tapi juga untuk menjadi lebih bijak dalam memaknai arti pendidikan yang sesungguhnya.

Ayo mampir juga ke https://apcoms.co.id/