Example 468x60
Laga & Gaya

Tamiya di Garut Timur Viral

×

Tamiya di Garut Timur Viral

Sebarkan artikel ini
Tangkapan Layar TikTok Aluqmanbj & Mang Hepoy
banner 468x80

Permainan kereta bambu yang disebut Lori di Kampung Ciherang, Desa Cihaurkuning, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut, menjadi sorotan publik setelah media sosial memviralkan pada bulan Ramadhan 2025. Fenomena ini tidak hanya sekedar hiburan musiman, tetapi juga cerminan pelestarian budaya lokal yang memberikan dampak nyata terhadap ekonomi warga.

Warga Garut sebenarnya sudah akrab dengan permainan lori bambu yang menggunakan rel dari batang pelepah aren dan gerbong dari potongan bambu. Menurut laporan Harapanrakyat.com, permainan ini sudah ada sejak tahun 1965 dan warga rutin memainkannya setiap bulan Ramadhan hingga hari ketiga Idul Fitri.

Tradisi ini sempat meredup, namun Abah Koko, tokoh masyarakat berusia 76 tahun, kembali menghidupkannya pada 2025. Tujuannya yang utama adalah mengajak anak-anak kembali bermain di luar rumah dan mengurangi ketergantungan mereka pada gadget.

Konten permainan lori yang diunggah ke TikTok dan Facebook menyebabkan lonjakan pengunjung. Harapanrakyat.com melaporkan bahwa jumlah pengunjung meningkat tajam dari rata-rata 70 orang per hari menjadi lebih dari 300 orang per hari pada akhir pekan.

Keberadaan lori bambu tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memberikan dampak langsung pada ekonomi warga sekitar. Lebih dari 15 pedagang musiman bermunculan di sekitar lokasi permainan.

Dampak Viral Terhadap Ekonomi Lokal di Garut

Ibu Yanti, penjual cilok dan es teh, mengakui pendapatannya naik dari Rp150 ribu menjadi Rp500–700 ribu per hari selama masa viral. Selain pedagang, pemuda desa juga ikut ambil bagian sebagai operator lori, juru parkir, hingga penjaga rel. Ini menciptakan lapangan kerja dadakan yang menyerap lebih dari 25 orang dari kalangan remaja lokal.

Baca Juga: https://naramakna.id/jawa-barat-jadi-magnet-wisatawan-domestik/

Angka-angka tersebut menunjukkan menjadi studi kasus ideal bagi pendekatan pengembangan wisata berbasis budaya dan menguntungkan warga sekitar. Dengan modal tradisi, viralitas digital, dan dukungan komunitas, permainan sederhana seperti lori bambu dapat menjadi kekuatan ekonomi lokal.

Oleh karena itu agar tidak berhenti sebagai tren musiman, diperlukan pendekatan yang lebih terstruktur. Contohnya pihak terkait bisa memberikan pelatihan keselamatan bermain, mengelola tiket yang transparan, serta mendukung infrastruktur yang ramah pengunjung.

Di era digital ini, permainan seperti lori bambu bukanlah simbol nostalgia. Ia adalah peluang untuk menghidupkan ekonomi desa, mengurangi ketergantungan anak pada gadget, dan memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada generasi baru.

Example floating