Gerakan tarian Rayyan Arkan Dikha, penari cilik 11 tahun dari Kuantan Singingi, Riau, kini mengguncang dunia. Tarian Pacu Jalur yang Rayyan bawakan dengan penuh semangat menarik perhatian jutaan mata global, menjadikannya viral dalam sekejap. Kisah Rayyan ini membuktikan ungkapan lama Bill Gates: “Content is King.”
Di era sekarang, konten tak sekadar hiburan, tapi juga memicu isu politik, sosial, bahkan moral, merangkum dimensi kehidupan digital yang mudah diakses dan disebar.
Ledakan Kreator Konten di Indonesia
Kementerian Ekonomi Kreatif mencatat, transformasi lanskap media dan ekonomi ini semakin kuat. Pada 2024, 17 juta masyarakat Indonesia menjadi pembuat konten media sosial. Angka ini menunjukkan pergeseran masif profesi dan minat masyarakat ke arah ekonomi kreatif. Delapan juta orang menggantungkan hidup mereka sepenuhnya pada pekerjaan ini. Ini bukan lagi hobi sampingan, melainkan profesi serius yang menopang jutaan keluarga.
Potensi Ekonomi dan Kesejahteraan
Indikator kesejahteraan terlihat jelas: 63% kreator konten memperoleh penghasilan di atas Upah Minimum Regional (UMR). Ini menegaskan bahwa industri konten bukan sekadar impian, melainkan jalur karier menjanjikan. Pendapatan kreator konten bervariasi, mulai ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah per bulan. Besarnya pendapatan ini bergantung pada jumlah viewer, follower, dan subscriber yang mereka kumpulkan, mencerminkan nilai monetisasi jangkauan audiens.
Baca juga: https://naramakna.id/sejarah-tari-pacu-jalur-riau-yang-mendunia/
Industri konten di Indonesia sendiri menunjukkan potensi ekonomi luar biasa besar. Menurut Famous AllStar (FAS), nilai industri ini dapat mencapai Rp 4-7 triliun per tahun, dan diprediksi meningkat lima kali lipat pada 2027. Proyeksi ini menggambarkan masa depan cerah bagi para pelaku industri, didukung pertumbuhan pengguna internet dan konsumsi konten yang terus melonjak.
Indonesia menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara dengan 3.000 kanal YouTube yang memiliki lebih dari 1 juta subscriber. Angka ini tak hanya menunjukkan kuantitas, tapi juga kualitas dan popularitas konten kreator Indonesia.
Ragam Konten dan Demokratisasi Ketenaran
Kreator konten kini memproduksi beragam jenis konten yang sangat luas, mencakup hampir semua aspek kehidupan. Mereka membahas filsafat populer, mengulas kuliner menggugah selera, melakukan kajian ilmiah mendalam, hingga membuat konten pseudo-sains.
Mereka juga berbagi cerita kehidupan pedesaan otentik, menginspirasi lewat pengalaman perjalanan, dan menjelajahi makanan unik. Bahkan, fenomena “reaksi” terhadap konten orang lain juga menjadi genre tersendiri yang digemari banyak penonton.
Fenomena ini pada akhirnya menciptakan banyak “orang biasa” yang mendadak terkenal. Dengan modal minim, seringkali hanya menggunakan ponsel pintar dan melakukan siaran langsung dengan gaya pelaporan apa adanya, mereka mampu menjangkau audiens global.
Dunia saat ini benar-benar menjadikan konten sebagai raja, di mana peristiwa kecil yang mungkin tidak akan diberitakan media konvensional sekalipun, kini mudah viral dan menarik perhatian publik luas. Ini adalah era di mana setiap orang memiliki potensi bersuara dan dilihat, asalkan konten yang mereka sajikan mampu menarik hati audiens.