Bagi penggemar sepak bola siapa yang tak gemetar saat mendengar “Si Nyonya Tua” melangkah ke lapangan?
Bukan karena ia menakutkan, tapi karena itulah julukan megah Juventus. Klub legendaris Italia yang kerap membuat lawan-lawan bertekuk lutut. Namun, tak semua julukan klub sepak bola terdengar agung atau heroik. Beberapa justru terdengar nyeleneh. Tapi di situlah letak keunikannya.
Di Spanyol, misalnya, ada klub Leganés yang menyandang nama Los Pepineros alias Petani Bonteng. Tak kalah lucu, Atlético Madrid dijuluki Los Colchoneros atau Si Tukang Kasur, lantaran motif seragam mereka menyerupai kasur tradisional Spanyol.
Klub Sevilla pun tak luput dari ledekan penuh kasih, Palanganas alias Wastafel. Bentuk stadion mereka yang membulat jadi sumber inspirasinya. Sementara itu, Málaga justru bangga dengan julukan Los Boquerones (Ikan Teri), karena kota mereka dikenal sebagai penghasil ikan kecil yang gurih itu.
Di Inggris, klub Reading mendapat julukan The Biscuitmen (Manusia Biskuit), lantaran sejarah kotanya yang lekat dengan industri biskuit. Middlesbrough menyandang nama Smoggies karena kabut dan asap pabrik yang sering menyelimuti kota mereka.
Baca juga: https://naramakna.id/como-luncurkan-jersey-baru/
Tak kalah menarik, klub Atalanta di Italia dipanggil La Dea (Sang Dewi), terinspirasi mitologi Yunani. Klub Skotlandia Partick Thistle dijuluki The Jags, yang merujuk pada tanaman thistle, simbol nasional mereka.
Sementara di Argentina, Estudiantes de La Plata menyandang julukan ekstrem, Rat Stabbers (Si Penusuk Tikus). Julukan ini berasal dari kebiasaan para pendiri klub yaitu mahasiswa kedokteran, yang sering bereksperimen dengan tikus. Di Jerman, FC Köln dikenal sebagai Die Geißböcke (Billy si Kambing), karena hadiah kambing yang akhirnya menjadi maskot klub.
Julukan-julukan ini menjadi lucu, aneh, atau justru agung, semua tergantung dari konteks budaya kita saat mendengarnya. Apa yang di negara asal jadi lambang kebanggaan, di sini bisa terdengar lucu atau bahkan merendahkan. Dari proses pergeseran makna inilah keunikan muncul. Dan seperti sepak bola, julukan pun bisa jadi permainan makna yang tak pernah selesai.