Bitcoin (BTC) tidak lagi sekadar instrumen spekulasi digital. Dalam setahun terakhir, aset kripto terbesar ini menunjukkan transformasi penting, dari aset ritel ke cadangan keuangan strategis di tangan perusahaan besar dan lembaga keuangan global.
Pada awal Juli 2025, harga sempat menembus titik tertingginya di 113.854 dolar. Namun, lonjakan ini menunjukkan pergeseran di dunia keuangan, bukan hanya nilai pasar. Menurut data Bitwise yang dilansir dari Barrons.com, entitas seperti MicroStrategy, GameStop, dan Figma memiliki lebih dari 847.000 bitcoin, menandakan peningkatan 23% dalam kepemilikan hingga kuartal kedua tahun 2025.
Tren Adopsi BTC di Indonesia
Di Indonesia sendiri, tren adopsi Bitcoin dan aset kripto semakin menguat. Data Business Indonesia yang melansir dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 14,16 juta investor kripto pada April 2025, naik 3,3% dari bulan sebelumnya, dengan nilai transaksi mencapai Rp35,61 triliun. Angka tersebut menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara terbesar dalam hal adopsi kripto global.
Selain itu, lembaga keuangan besar seperti BlackRock dan Fidelity menggunakan produk ETF spot untuk mendorong likuiditas. Sejak awal 2024, arus masuk ke ETF telah mencapai 148 miliar dolar. Ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai instrumen investasi yang legal di pasar modal kontemporer.
Baca juga: https://naramakna.id/bitchat-aplikasi-chat-tak-perlu-internet/
Penggunaan Bitcoin Sebagai Alat Tukar
Dalam hal penggunaan, data dari TheStandard.io menunjukkan bahwa ada lebih dari 350.000 transaksi setiap hari, menunjukkan bahwa Bitcoin mulai diperlakukan sebagai alat tukar bernilai tinggi daripada hanya simpanan pasif.
Namun, adopsi di seluruh dunia masih sulit. Sementara data Dzilla.com mencatat bahwa Amerika Serikat memiliki kepemilikan individu sebesar 14%, beberapa negara Afrika baru memiliki populasi hanya 1,6 persen. Meskipun perbedaan ini menimbulkan masalah untuk inklusi digital dan pendidikan keuangan di seluruh dunia, mereka juga membuka peluang besar untuk ekspansi.
Artinya data tersebut lebih dari sekadar angka. Semakin banyak kepemilikan dan transaksi menunjukkan bahwa Bitcoin telah menjadi aset publik strategis, diakui oleh institusi dan digunakan oleh individu, tetapi memiliki beberapa masalah dengan literasi dan peraturan. Generasi muda menjadi motor pertumbuhan, tetapi tanpa pemahaman yang mendalam, potensi keuntungan dapat berubah menjadi risiko.
Ayo mampir juga ke https://apcoms.co.id/