Horison

Bandung: Magnet Wisata dengan PR Transum yang Mendesak

×

Bandung: Magnet Wisata dengan PR Transum yang Mendesak

Sebarkan artikel ini
Metro Jabar Trans
Sumber Foto: Detik

Siapa sih yang tidak mengenal Bandung? Kota kembang ini selalu menarik para pelancong, baik dari Jakarta, luar kota, bahkan turis mancanegara. Mencari kuliner enak? Tersedia! Spot foto Instagramable? Melimpah! Berbelanja fashion terbaru? Jelas surganya! Pokoknya, Bandung menyediakan paket komplet buat liburan singkat atau panjang.

Tapi, ada satu tanda tanya besar yang sering membuat wisatawan dan warga lokal menggaruk-garuk kepala yaitu transportasi umumnya. Jujur saja, membicarakan angkot atau bus kota di Bandung, rasanya masih jauh dari kata nyaman, aman, apalagi terintegrasi dengan baik.

Keluhan serupa bukan hal baru. Kemacetan Bandung, terutama saat weekend atau musim liburan, sudah menjadi rahasia umum. Dan salah satu biang keroknya ya karena masih banyak orang yang mengandalkan kendaraan pribadi, salah satunya karena opsi transportasi umum yang kurang memadai.

Data Bicara: Bandung Masih Minim Pengguna Angkutan Umum

Potret mobilitas di Bandung memang menunjukkan dominasi kendaraan pribadi yang sangat kuat. Berdasarkan data per September 2024, jumlah kendaraan bermotor di Kota Bandung mencapai 2,36 juta unit, dengan sepeda motor menyumbang 1,78 juta unit. Sebuah studi pada Juli 2024 mengungkapkan bahwa rasio pengguna transportasi umum di Kota Bandung hanya menyentuh 9,84 persen.

Angka ini kontras dengan 73,34 persen masyarakat yang menggunakan sepeda motor dan 16,82 persen yang memilih mobil pribadi. Bahkan, data per Oktober 2024 juga menegaskan bahwa hanya sekitar 10 persen masyarakat Bandung Raya yang menggunakan transportasi umum, sementara 60 persen bergantung pada sepeda motor dan 30 persen pada mobil pribadi.

Baca juga: https://naramakna.id/pendidikan-hadap-masalah-akhiri-gaya-bank/

Angka-angka ini menggambarkan tantangan besar yang dihadapi Bandung. Meskipun kota ini memiliki berbagai moda seperti angkot, Trans Metro Bandung (TMB), Metro Jabar Trans (dahulu Trans Metro Pasundan), Trans Bandung Raya (DAMRI), dan kereta api lokal, jumlah armada angkutan umum justru terus menurun.

Pada 2017, tercatat ada 15.139 unit angkutan umum, namun angka ini menurun drastis menjadi 12.514 unit pada 2020, bahkan tersisa 5.571 unit yang diizinkan beroperasi pada 2022.

Perkembangan seperti proyek Bus Rapid Transit (BRT) Bandung Raya yang mengestimasikan kapasitas 238.277 penumpang per hari dengan rencana 450 bus adalah langkah maju. Namun, implementasi penuhnya masih memerlukan waktu, dengan uji coba awal yang diproyeksikan pada 2025.

Kenapa Transportasi Umum Sangat Penting bagi Kota Wisata?

Mungkin kita sering mendengarnya, tapi mari kita bahas lagi kenapa transportasi umum bertindak ibarat jantung bagi kota, apalagi kota sekelas Bandung yang berfungsi sebagai destinasi wisata unggulan.

  1. Mengurangi Kemacetan: Ini paling jelas. Semakin banyak warga dan wisatawan yang beralih ke transportasi umum, semakin sedikit mobil pribadi di jalan. Bayangkan kalau semua orang naik bus atau kereta yang nyaman dan cepat, Bandung pasti lebih lancar jaya!
  2. Ramah Lingkungan: Angkutan umum yang efisien mengurangi emisi gas buang per kapita. Ini penting banget buat menjaga kualitas udara kota yang makin padat. Bandung kan ingin menjadi kota yang sejuk dan asri, ya kan?
  3. Aksesibilitas untuk Semua: Transportasi umum yang baik memastikan semua lapisan masyarakat, termasuk yang tidak memiliki kendaraan pribadi atau penyandang disabilitas, bisa bergerak dengan leluasa. Turis dengan budget terbatas pun bisa menjelajahi kota tanpa khawatir kantong jebol.
  4. Meningkatkan Perekonomian Lokal: Dengan akses yang mudah, wisatawan bisa menjangkau lebih banyak tempat. Dari toko oleh-oleh kecil, kafe di gang sempit, sampai objek wisata yang lokasinya agak terpencil. Ini tentu saja menggerakkan roda ekonomi UMKM.
  5. Cerminan Kota Modern: Kota-kota besar di dunia yang sukses mengelola wisatanya, hampir pasti memiliki sistem transportasi umum yang juara. Sebut saja Tokyo dengan MRT-nya, London dengan Tube-nya, atau Singapura dengan jaringannya yang terintegrasi. Ini menunjukkan bahwa kota tersebut serius dalam melayani warganya dan tamunya.

Bandung memang sudah punya kereta api lokal, ada Kereta Cepat Jakarta – Bandung. Ada juga Metro Trans Jabar dan rencana-rencana pengembangan lainnya. Tapi PR-nya masih banyak, terutama soal integrasi antarmoda, ketersediaan rute, kenyamanan, dan yang paling penting, membuat warga mau beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

Semoga saja, ke depan, Bandung tak hanya dikenal sebagai kota tujuan wisata yang cantik, tapi juga kota dengan transportasi umum yang “nggak aduh-aduh lagi”, melainkan “asyik banget!” Biar makin banyak yang betah berlama-lama di kota kembang ini.