Example 468x60
Laga & Gaya

Gen Z dan Ketergantungan Terhadap TikTok

×

Gen Z dan Ketergantungan Terhadap TikTok

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi AI
banner 468x80

TikTok tidak hanya menghibur, melainkan membentuk ulang identitas dan gaya hidup Gen Z Indonesia sebagai agen kultural. Kita dapat melihat media sosial bukan hanya sebagai saluran informasi, tetapi sebagai ruang di mana makna, kekuasaan simbolik, dan negosiasi nilai diproduksi.

Data dari We Are Social (2024) mencatat bahwa Gen Z membentuk 64,4% pengguna internet Indonesia, dengan rata-rata menggunakan TikTok selama 23,4 jam per bulan.

Angka ini mencerminkan bahwa Gen Z memainkan peran utama dalam ekosistem budaya digital Indonesia, dan TikTok menjadi wadah utama di mana budaya populer terbentuk, direproduksi, dan dinegosiasikan setiap hari.

Pergeseran Pola Konsumsi dan Identitas

Remaja yang menghabiskan 2–4 jam per hari di platform ini menunjukkan kecenderungan konsumtif yang meningkat.

Studi Universitas Pakuan (2023) menemukan korelasi positif antara frekuensi penggunaan TikTok dan perilaku konsumtif sebesar 61%, seperti yang dilansir eprints.unpak.ac.id.

Konten seperti haul belanja, outfit check, atau barang viral memancing kita untuk ikut membeli, meskipun kadang tidak terlalu dibutuhkan. Agar tetap update, banyak remaja akhirnya melakukan belanja impulsif hanya demi tampil kekinian di media sosial.

Budaya populer ini bukan hanya hiburan ia adalah arena ideologis tempat nilai dan norma dinegosiasikan.

Ketika standar kecantikan, gaya hidup mewah, dan aesthetic lifestyle direproduksi terus-menerus, muncul tekanan sosial yang memicu krisis identitas.

TikTok Gen Z
Ilustrasi AI

Baca juga:  https://naramakna.id/konser-hiburan-ekonomi-dan-identitas-urban/?amp=1

Ruang Ekspresi dan Suara Kritik Gen Z

Namun, TikTok juga memberi ruang ekspresi alternatif. Remaja di berbagai kota memanfaatkan fitur duet dan stitch untuk menyuarakan isu-isu seperti kesetaraan gender, body positivity, hingga kritik sosial.

Laporan internal dari TikTok menyatakan bahwa 74% pengguna Remaja di Indonesia merasa lebih leluasa berbicara tentang topik penting melalui video singkat dibandingkan forum offline.

Melihat dari data internal TikTok menunjukkan bahwa Remaja menemukan kebebasan dan kekuatan suara mereka di ruang digital, khususnya melalui video pendek.

TikTok bukan sekadar hiburan, tetapi juga ruang publik alternatif di mana ide, nilai, dan kesadaran kolektif generasi muda tumbuh.

Oleh karena itu, TikTok kini bukan sekadar hiburan, melainkan ruang budaya di mana Gen Z membentuk identitas, mengekspresikan nilai, dan mengikuti tren. Meskipun memicu pola konsumtif dan tekanan sosial, platform ini juga memberi ruang bagi suara kritis dan ekspresi diri.

Example floating